Satu lagi yang buat hati ini
rasanya teriris-iris begitu dalam adalah, dilema ini sering terjadi dan bahkan
hampir terjadi padaku juga. Aku rasa, para muslimah yang menjadi pengantin atau
panitia penikahan merasakan dilema ini. Kalau ini pernah terjadi padamu,
muslimah. Maka kita mendapati dilema yang sama!
Kalian tahu apa maksudnya ini?
Maksudnya adalah.. Bahwa sebagai
muslimah walau berada di sebuah walimahan atau pesta penikahan. Kita bisa
tampil cantik dan syar’i. Bukan hanya cantik tapi tidak syar’i. Ini sering
sekali, seorang muslimah yang jilbab panjang dan menutupi dada sesuai dengan perintah
Allah di Qur’an An-Nur ayat 31
” .. dan hendaklah mereka menutup
kain kerudung ke dadanya … ” (An-Nur : 31)
Bukan berarti dengan kita
menggunakan pakaian yang sudah syar’i seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Tapi ketika menjadi panitia pesta pernikahan atau pengantin wanita membuat
kerudung wanita ini menjadi tidak syar’i. Karena Allah, ada di mana-mana.
Karena kerudung yang benar akan melindungi kita juga. Bukan berarti, walau
hanya sekali kita diperbolehkan untuk mengenakan kerudung yang hanya sampai
leher. Atau menggunakan kerudung yang membentuk seperti biarawati di gereja.
Bahkan ditambah aksesoris dan menjadikan kerudungmu berpunuk unta.
Sedih rasanya ketika melihat
muslimah yang sudah berkerudung dengan benar tapi ketika di pesta pernikahan
mereka menggunakan kerudung hanya sampai leher atau mengikuti seperti model
biarawati atau bahkan berpunuk unta. Bukan berarti dengan seorang muslimah itu
berpesta bisa mengenakan kerudung semacam itu.
Mungkin ada yang merasa “Oh
sekali ini doang. Kan jarang” atau mungkinada juga yang dipaksa, sehingga tidak
bisa menolak. Nah, buat kalian para muslimah yang sedang jadi pengantin wanita
atau panitia dalam pesta pernikahan ada tips buat kamu bisa bisa tampil cantik
juga dan berkerudung syar’i. Aku yakin, dengan berpakaian yang benar pun, kamu
sudah cantik kok.
Saat Make Up / Berdandan
Kalau boleh, ketika Indah diminta
untuk menjadi salah satu panitia di pesta pernikahan, Indah tidak mau
didandani. Bahkan kalau boleh, lebih baik Indah dandan/ make up sendiri. Biar
bisa mengukur, apa ini termasuk tabarruj atau bukan. Tapi ketika kita misalnya
sudah didandani oleh orang lain.. Ada
tipsnya biar dandanan kalian terlihat natural.
MAKE UP SAAT DI PERNIKAHAN
1. Kalau Bingung, Bawa Make up
sendiri Aja
Kalau kalian punya kulit
sensitif, kalian bawa aja deh itu alat make up yang kalian punya. Biar nanti
orang yang mendandani kita tidak sewenang-wenang memberikan peralatan make up
yang kebanyakan. Atau kalau bener-bener bingung, gak perlu make up aja. Pake
bedak juga cukup :D hehe
2. Buat Kesepatakan Sebelum
Didandani
Jadilah orang yang cerewet ketika
kalian lagi didandani. Bahkan sebelum di make up, kalian harus bilang :
“Bu/Mbak tolong make up nya jangan tebal-tebal yang natural aja. jadi tidak
merubah mukanya. Atau jangan sampai orang pangling melihat saya karena saya di
make up”. Nah itu. Kemudian kalau merasa terlalu terbal, kamu bisa langsung
bilang ke mbak yang dandani kita. Jangan malu-malu, soalnya kalau kita tidak
cerewet, mbak yang make up in kita akan sewenang-wenang kasih peralatan make up
yang macam-macam.
Pada Saat Pakai Jilbab
hijab
1. Siapkan Kerudung yang Akan
Dipakai
Ini hal yang paling penting buat
kamu sahabat! Cukup dengan dua lapis kerudung atau tiga atau bahkan empat kalau
merasa kerudungnya bisa menerawang. Kita enggak mau kan dicap sama Allah
“Perempuan berpakaian tapi telanjang?” walau dalam satu hari? Tetap saja kita
pasti tidak mau. dua lapis kerudung untuk kerudung panjanngnya yang sampai ke
bawah. Kemudian 1 atau 2 lapis is genf20 hgh safe kerudung untuk hiasan bunga
atau kombinasi dua warna dalam kerudung.
Karena kenapa? Sebelum kita
dipakaikan kerudung oleh perias, kita harus menyiapkan kerudung yang mau kita
pakai. Kalau enggak, nanti perias juga akan sewenang-wenang memakaikan kain apa
saja yang menurutnya cocok. Padahal itu kain yang tipis.
2. Buatlah Kesepakatan Terlebih
Dahulu
Sebelum dipakaikan kerudung, hal
yang harsu dibuat adalah kesepakatan. “Bu/Mbak tolong ya, saya mau kerudungnya
melebihi dada yaitu segini. Dan belakangnnya juga panjang. Jadi nanti kombinasi
warna atau bunganya hanya di kepala saja. Terus juga saya tidak mau nanti leher
saya membentuk. Soalnya jadi terasa kecekik”, buatlah kesepakatan. Utarakan
alasan yang mausk ke logika tanpa perlu menyebutkan ayat yang ada di Qur’an.
Nanti kalau menyebutkan ayat yang di Qur’an, kita nanti dikira menggurui lagi.
Sudahlah, buat saja kesepakatan
yang isinya itu kamu curhat. Agar periasnya juga bisa mengerti kondisi kita.
Kemudian kalau misalnya periasnya berkata begini “Kalau hiasannya di kepala
aja, jadi jelek dong? Enggak rapih di bagian lehernya apalagi”. Dan solusinya
buat kamu adalah.. Kamu bisa bilang begini, “Nah justru itu mbak. Saya mau yang
seperti itu. Jadi enggak kerasa kecekik jadi longgar plong gitu”, sekalian
curhat juga boleh deh pokoknya. Atau misalnya, “soalnya saya enggak pede.
Karena nanti kan ketemu teman-teman, saya kan hari-hari enggak berkerudung
seperti yang mbak bilang tadi”
3. Berkatalah Jika Ada yang Tidak
Sesuai
Kalau misalnya tiba-tiba
periasnya melenceng dari kesepatakan sebelumnya, kamu boleh protes. “Eh mbak,
tadi kan saya minta enggak perlu pakai sanggul (read: alias punuk unta) di
dalam kerudungnya. Jadi kerasa berat nih Mbak”. Insya Allah periasnya akan
mengerti. Atau kalau belum juga, mungkin periasnya akan bilang begini, “Ini gak
papa kok mbak. Justru mbak malah bagus ada yang jendol di belakangnya. Saya
juga biasa kok dandani hijabers kayak mbak yang kerudungnya panjang-panjang
gitu “
Satu hal yang penting adalah,
jangan terpengaruh dengan perkataan periasnya. Ingat, kita perlu punya prinsip
yang baik. Kalian bisa balas ucapannya dengan seperti ini, “Oh gitu ya mbak..
Tapi maaf saya enggak nyaman kalau dibeginikan. Dan saya juga bukan hijabers
seperti mereka. Hijabers yang ini beda mbak”, ucapkanlah sambil senyum.
Pokoknya jangan sampai ada pertengakaran atau buat di periasnya jadi judes
karena kita.
Sehabis selesai, jangan lupa
ucapkan terima kasih. Yang namanya kebenaran, harus disampaikan, harus
ditegakkan walaupun itu pahit. Iya ‘kan? Kita harus bisa tergas sama diri
sendiri dan orang lain. Buatlah seakan-akan kamu curhat aja agar orang
lain bisa mengerti kita lebih cepat.
Atau pakai caramu sendiri yang lebih ampuh juga boleh.
Pokoknya jangan sampai di hari
yang membahagiakan, kamu hanya tampil cantik tapi tidak syar’i. Sebagai
muslimah kita juga perlu tampil cantik dan syar’i. Karena Allah itu di
mana-mana. Jadilah dirimu sendiri, apapun kata orang.. Kalau kamu merasa itu
baik, kenapa tidak?
Sebagai muslimah, kita memang
harus betul-betul melawan dilema semacam ini. Indah mengalami ini ketika
diminta jadi penerima tamu di acara penikahan saudara. Menjadi panitia acara
ketika pernikahan saudara juga. Kemudian ketika acara kelulusan SD juga Indah
mengalami dilema semacam ini.
Makanya kan, ini sering sekali
terjadi. Inilah tugas kita agar bisa menjadi diri kita sendiri. Tegas kepada
orang lain dan juga diri sendiri. Kemudian juga, kalau acara sudah selesai,
sesegera mungkin untuk mencuci muka dan menghapus make up nya. Di hari yang
membahagiakan, masa kamu harus tampil cantik tapi tidak syar’i? Di hari
membahagiakan itu sudah seharusnya memang pasti cantik dan harus syar’i juga
berpakaiannya. Jangan sampai di hari yang membahagiakan itu, juga berdampingan
di sebelahnya kemurkaan atau Allah kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar